Kamis, 14 April 2016

Tugas Softskill Akuntansi Internasional

Nama  : Ika Nur Stantia
NPM   : 23212576
Kelas   : 4EB23
Tugas Softskill Perusahaan Multinasional

Nama Perusahaan                 : Sony Corporation
Pendiri Perusahaan              : Masaru Ibuka dan Akio Morita
Kantor Pusat                         : Minato, Tokyo, Jepang
Laba Bersih Perusahaan      : $ 280 juta
Pendapatan Perusahaan      : $775 miliar
Cabang Sony Corporation  : Australia, China, Hongkong, India, Indonesia, Korea, Malaysia, New Zealand, Philipina, Singapura, Thailand, Dubai, Taiwan, dan  Vietnam.

Sejarah Sony Corporation

Sony Corporation adalah perusahaan yang fokus pada produksi alat-alat elektronik, permainan, hiburan, dan sektor jasa keuangan. Sony tidak hanya memiliki berbagai macam bisnis, namun juga menyimpan keunikan dalam menjalankan usahanya. Tujuan perusahaan ini adalah untuk sepenuhnya memanfaatkan keunikan ini secara agresif dalam melaksanakan strategi kenvergen mereka sehingga mereka dapat terus menyentuh pelanggan mereka secara emosional dan membuat mereka puas
Sejarah Sony dimulai pada September 1945 ketika Masaru Ibuka bekerja kembali di Tokyo yang saat itu luluh lantah. Ibuka dan timnya membuka bengkel yang terletak di Tokyu Department Store di Nihombashi yang ditutup pada Januari 1999. Bangunan bengkelnya selamat dari kebakaran perang, meskipun berdiri tanpa jendela, sempit dan suram. Perbaikan kantor inipun dilakukan secara bertahap oleh Ibuka dan timnya untuk membangun usaha dan bengkelnya dari reruntuhan peperangan. Pada bulan Oktober, Ibuka dan kelompoknya membuat fasilitas baru yang mereka namai dengan "Tokyo Tsushin Kenkyujo" (Totsuken), atau "Tokyo Telecommunications Research Institute." Sebagian besar gaji yang Ibuka berikan kepada timnya hanya berasal dari tabungan Ibuka sendiri yang hanya tinggal sedikit dan terus berkurang. Saat itu, Jepang yang ingin berdiri kembali, memiliki banyak radio rusak pasca perang. Ibuka dan timnya memperbaiki banyak radio untuk memberikan masyarakat Jepang sendiri unit untuk saling berkomunikasi tanpa mendapat propaganda dari musuh. Pabrik Ibuka memperbaiki radio gelombang pendek dan membuat konverter atau adapter yang bisa dengan mudah membuat radio gelombang menengah ke superheterodyne, atau penerima semua gelombang. Permintaan untuk radio tersebut meningkat dengan cepat.Gelombang pendek ternyata mengundang banyak perhatian. Akibatnya, permintaan terus menerus bertambah hingga Asahi Shimbun menampilkan radio ini di sebuah artikel di kolom "Blue Pencil". Artikel ini ternyata berhasil membuat Ibuka dan Akio Morita yang dulunya pernah mempelajari jenis baru senjata bersama selama perang dan adalah sahabat dekat untuk kembali bersama. Selain membuat radio, karyawan Ibuka banyak melayani perbaikan radio yang memberikan mereka banyak keuntungan. Disamping mendapatkan upah memperbaiki radio, para karyawan ini kadang juga mendapatkan beras dari rumah-rumah yang mereka kunjungi. Kenyataan ini sangatlah berharga bagi perusahaan karena saat itu Jepang sedang mengalami krisis makanan. 
Produk kedua dari Sony adalah penanak nasi yang saat itu terinspirasi karena adanya kelebihan listrik paska perang.  Penanak nasi listrik, dibuat hanya dengan elektroda yang saling terkait dengan aluminium yang dihubungkan ke bagian bawah bak kayu. Produk primitif ini ternyata menghasilkan nasi yang terlalu matang atau malah kurang matang, sehingga produk ini mengesankan kegagalan pertama untuk Ibuka dan stafnya. 
Pada tanggal 7 Mei 1946, lebih dari dua puluh manajemen dan staf menghadiri upacara pelantikan yang secara resmi membentuk Tokyo Tsushin Kogyo (Totsuko). Ayah mertua Ibuka, Tamon Maeda diangkat menjadi presiden perusahaan baru. Maeda adalah mantan Menteri Pendidikan di Higashikuni pascaperang dan Shidehara Kabinet.
Pada tahun 1953, Morita mengunjungi Philips yang memiliki sebuah bisnis di Belanda dan bisnis telah berkembang baik di sana. Sejak saat itu Sony memutuskan untuk mengalihkan pasar dalam negeri ke pasar internasional. Tujuan awal mereka adalah untuk membangun pasar luar negeri yang akan menghasilkan 50% dari penjualan kotor mereka. Berkat penjualan radio transistor dan upaya pemasaran rajin Morita dan stafnya, tujuan ini terjadi dalam kurun waktu tujuh tahun.Pada langkah keduanya, Morita menegaskan mereka hanya akan mengekspor produk ke luar negeri. Maka, pada bulan Februari 1960, Sony Corporation of America (Sonam) didirikan untuk mengawasi kegiatan pemasaran Sony di Amerika Serikat. Pada September 1957, sebelum pembentukan Sonam itu, Sony telah mengontrak dua perusahaan, Agrod dan superscope, untuk bertindak sebagai agen pemasaran. Agrod AS bertindak sebagai penjual transistor radio dan mikrofon Sony, sedangkan superscope menangani tape recorder.
Pada tahun  2001, SOny mengikuti usaha joint venture dengan perusahaan telekomunikasi Swedia yang bernama Ericsson dan kemudian membentuk Sony Ericsson. Awalnya, penjualan dan peruntungan perusahaan sempat mengalami kejatuhan pada tahun 2001 dan 2002. Namun pada tahun berikutnya, Sony Ericsson mampu bangkit dan mencapai keuntungan. Produk Sony Ericsson pada saat itu telah mampu menonjolkan dirinya dengan memberikan fitur kamera pada handphone yang saat itu masih belum umum. Inovasi mereka ternyata disaingi oleh Apple iPhone yang dirilis pada tahun 2007. Sejak tahun 2008 sampai 2010, Sony Ericsson memangkas beberapa ribu jumlah tenaga kerja mereka untuk menghadapi resesi global saat itu. Namun pada tahun 2009, Sony Ericsson telah menjadi produsen ponsel terbesar keempat di dunia setelah Nokia, Samsung dan LG. Pada 27 Oktober 2011, Ericsson menyatakan akan menjual 50% saham milik SOny Ericsson kepada SOny sehingga bisnis perangkat ponsel ini akan sepenuhnya dimiliki oleh Sony sedangkan pasar nirkabel akan sepenuhnya ditangani oleh Ericsson.
Kelebihan Sony Corporation :
·         Kemampuan Sony yang hebat untuk inovasi produk, kualitas produk.
·         Perusahaan Sony memanaje untuk berkompetisi dan tetap dengan organisasi yang kuat dengan belajar dari kegagalan.
·         kemampuannya untuk sukses di segmen pasar yang berbeda

Kelemahan Sony Corporation :
·         Kelemahan Sony yang terbesar dan terbaru adalah kelalaian inovasi PS3.

Kasus Sony Corporation
Ini kasus pertama kali di Indonesia, seorang blogger  yang dituntut perusahaan raksasa, karena memakai nama yang mirip dengan nama perusahaan itu. Perusahaan Sony mengajukan tuntutan karena ada seorang blogger yang memakai nama sony-ak.com sebagai domain blognya.
Sebenarnya nama domain sony-ak.com merupakan singkatan dari nama sebenarnya yaitu Sony Arianto Kurniawan. Nama domain ini diregister pada 28 Juli 2003. Dan isi blog Sony AK tidak ada hubungan sama sekali dengan produk-produk Sony apalagi merugikan perusahaan Sony Japan.
Kini Sony AK dihadapkan pada dua pilihan, melepas nama domainnya atau diseret ke meja hijau oleh Sony Corp. Secara hukum memakai nama yang sama atau mirip dengan nama sebuah perusahaan atau badan hukum adalah dilarang. Walaupun itu merupakan singkatan nama atau apa pun, sekali lagi memakai nama yang sama dengan merek dagang atau nama perusahaan adalah dilarang, itu yang perlu kita pahami.
Banyak pihak menganggap tuntutan Sony Corp Japan ini berlebihan, karena sangat banyak orang Indonesia yang bernama depan Sony. Bagaimana jika Sony Tulung punya website sonytulung.com? Apakah juga akan dituntut oleh Sony Corp? Atau tetangga saya yang bernama Sony Hermawan yang akan membuat toko online bernama sonyhermawan.com?
Dalam kasus Sony AK dan Sony Corp ini, saya berusaha mengambil sikap di tengah-tengah. Disatu sisi Sony AK punya hak memakai nama sony-ak.com karena itu merupakan nama singkatan dia. Tapi di sisi lain Sony Corp juga mempunyai hak untuk mengajukan tuntutan karena nama yang dipakai Sony AK berhubungan langsung dengan merek dagang atau perusahaan Sony. Kekhawatiran kalau nama domain itu nanti disalahgunakan untuk hal yang merugikan Sony Corp mungkin sebagai pertimbangannya.
Satu pelajaran penting bisa kita ambil dari kasus Sony AK dan Sony Corp ini. Hendaknya kita berhati-hati dalam memilih nama domain. Apapun alasannya, atau apapun nama asli kita hendaknya kita lihat dulu apakah nama itu berdampak seperti kasus Sony AK dan Sony Corp. Karena bagaimanapun kita harus tunduk pada undang-undang yang berlaku, bahwa memakai nama domain yang sama atau mirip dengan nama merek dagang adalah tidak boleh !
Kita tunggu saja perkembangan kasus Sony AK dan Sony Corp ini. Dukungan terhadap Sony AK rupanya telah banyak mengalir dari teman-teman dunia maya Indonesia. Harapan saya, semoga kedua pihak bisa mendapat jalan terbaik, dan menjadi pencerahan bagi kita semua.

Referensi :
http://motivasi.petamalang.com/kasus-sony-ak-dan-sony-corp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar